Beranda | Artikel
Bolehkah Tawasul dengan Kedudukan Nabi? - Syaikh Shalih al-Luhaidan #NasehatUlama
Selasa, 6 September 2022

Ahsanallahu ilaikum. Pertanyaannya: Apa hukum bertawasul dengan kedudukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Apakah benar bahwa tawasul dibolehkan,
dan tidak ada yang menyelisihi pendapat ini, kecuali Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah rahimahullah?

Saya tidak tahu, apakah kamu sudah membaca seluruh pendapat para ulama,
sehingga kamu dapat berkata bahwa tidak ada yang menyelisihi hal itu, kecuali Syaikhul Islam?

Allah Jalla wa ‘Ala berfirman, “Hanya milik Allah al-Asma’ al-Husna, maka berdoalah dengan menyebutnya.” (QS. Al-A’raf: 180)

Jadi, berdoa hanya dengan kedudukan Allah yang ditujukan kepada-Nya.
Adapun meminta doa dari orang yang masih hidup yang kamu kira
akan berdoa untukmu, maka itu tidak mengapa dilakukan.

Sedangkan meminta doa dari orang yang telah wafat, maka itu tidak boleh.
Tidak ada orang yang boleh berdoa, “Aku memohon kepada Engkau dengan perantara kedudukan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Allah telah berfirman, “Hanya milik Allah al-Asma al-Husna …” Namun ada orang yang berpaling dari ayat ini,
ia berkata, “Ini berkat kedudukan Nabi.”

Allah juga berfirman, “Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah.” (QS. Al-Anbiya: 28)
Apakah kita tahu—wahai Penanya—bahwa Allah meridaiku untuk mendapat syafaat dari Nabi?

Hendaklah setiap orang beradab yang baik terhadap doa,
dan beradab yang baik terhadap hal yang berkaitan dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah Jalla wa ‘Ala,
serta beradab yang baik juga terhadap kedudukan Nabi.

Saat ada sahabat yang berkata, “Ini kehendak Allah dan engkau (Nabi),” beliau bersabda, “Tidak!
Apakah kamu menjadikanku tandingan bagi Allah?
Namun yang benar adalah ‘Ini kehendak Allah semata’.”
Demikian.

====

أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ يَقُولُ مَا حُكْمُ التَّوَسُّلِ بِجَاهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟

وَهَلْ صَحِيحٌ أَنَّ التَّوَسُّلَ جَائِزٌ

وَلَمْ يُخَالِفْ فِيهِ إِلَّا شَيْخُ الْإِسْلَامِ ابْنُ تَيْمِيَّةَ رَحِمَهُ اللهُ؟

مَا أَدْرِي هَلْ أَنْتَ اِطَّلَعْتَ عَلَى جَمِيعِ أَهْلِ الْعِلْمِ كَلَامَهُمْ

حَتَّى تَقُوْلَ لَمْ يُخَالِفْ فِيهِ إِلَّا شَيْخُ الْإِسْلَامِ؟

اللهُ جَلَّ وَعَلَا يَقُولُ وَلِلهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا

فَالدُّعَاءُ إِنَّمَا يَكُونُ بِوَجْهِهِ إِلَى اللهِ

وَأَمَّا أَنْ يُطْلَبَ مِنَ الْحَيِّ الَّذِي يُحْسَنُ بِهِ الظَّنُّ

أَنْ يَدْعُوَ لَكَ هَذَا لَا حَرَجَ فِيْهِ

وَأَمَّا الْأَمْوَاتُ فَلَا

وَلَا يَجُوزُ لِأَحَدٍ أَنْ يَقُولَ أَسْأَلُكَ بِجَاهِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

اللهُ يَقُولُ وَلِلهِ الْأَسْمَاءُ وَالْوَاحِدُ يُعْرِضُ عَنِ الْآيَةِ

وَيَقُولُ هَذِهِ مِنْ جَاهِ النَّبِيِّ

وَاللهُ يَقُولُ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى

هَل نَعْلَمُ أَنَّ اللهَ ارْتَضَى لِي أَنَا يَا هَذَا السَّائِلُ أَنَّهُ يَشْفَعُ لِي النَّبِيُّ؟

لَا بُدَّ أَنَّ الْوَاحِدَ يَتَأَدَّبُ مَعَ الْأَدْعِيَةِ

وَيَتَأَدَّبُ مَعَ مَا يَتَعَلَّقُ بِأَسْمَاءِ اللهِ جَلَّ وَعَلَا وَصِفَاتِهِ

وَيَتَأَدَّبُ أَيْضًا مَعَ مَقَامِ النَّبِيِّ

لَمَّا قَالَ الْوَاحِدُ مَا شَاءَ اللهُ وَشِئْتَ قَالَ لَا

أَجَعَلْتَنِي لِلهِ نِدًّا؟

بَلْ مَا شَاءَ اللهُ وَحْدَهُ نَعَم


Artikel asli: https://nasehat.net/bolehkah-tawasul-dengan-kedudukan-nabi-syaikh-shalih-al-luhaidan-nasehatulama/